COMBUSTIO LUKA BAKAR
Tinggalkan komentarSeptember 8, 2012 oleh dokterbujang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu kedokteran dewasa ini khususnya bidang pembedahan tidak terlepas dari peran dan dukungan kemajuan bidang anestesiologi. Dokter spesialis bedah sehari – hari sekarang dapat melakukan pembedahan yang luas dan rumit pada bayi baru lahir sampai orang tua dengan kelainan yang berat, melakukan pembedahan yang berlangsung berjam-jam dengan aman tanpa rasa sakit sedikit pun adalah akibat dukungan tindakan anestesi yang canggih.
Kata anestesi berasal dari bahasa Yunani a = tanpa dan aesthesis = rasa, sensasi yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Sedangkan anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian anestesi ataupun analgesi, pengawasan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan atau tindakan lainnya, pemberian bantuan hidup dasar, perawatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun.
Pasien yang akan menjalani anestesi dan pembedahan (elektif atau darurat) harus dipersiapkan dengan baik. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap yang herus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan persiapan pada pada hari operasi. Tahap penatalaksanaan anestesi yang terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan pemeliharaan. Serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.
Total Intra Venous Anestesia merupakan salah satu macam anestesi umum. Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri / sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi, dan relaksasi otot.
1.2 BATASAN MASALAH
Laporan Kasus ini berisi tentang Anamnesa, pemeriksaan fisik, status anastesi secara singkat dan pembahasan mengenai anastesi pada debridement.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan Laporan Kasus ini bertujuan untuk:
- Melaporkan kasus general anestesi pada debridement.
- Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
- Memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Anastesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.
BAB II
STATUS PENDERITA
1.1 IDENTITAS PENDERITA
- Nama : Ny. W
- Umur : 26 tahun
- Alamat : Pagelaran
- Kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : IRT
- Status : Menikah
- Pendidikan : SMA
1.2 ANAMNESA
1. Masuk rumah sakit tanggal : 30 November 2011 jam 07.30
- Keluhan utama : Luka bakar karena tersiram air panas
- Keluhan penyerta :
Pasien datang ke RSUD Kanjuruhan dengan keluhan adanya luka bakar karena tersiram air panas pada lengan kiri, perut, punggung, serta paha kanan dan kiri. Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien pingsan kemudian menabrak panci yang berisi air panas. Kulit pada tubuhnya yang terkena siraman air panas mengelupas hingga berwarna kemerahan dan ada juga yang berbentuk gelembung-gelembung seperti berisi cairan. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien sempat di guyur dengan air, pasien tidak mengeluh sesak.
- Riwayat penyakit dahulu : Alergi (-), batuk menahun/batuk darah (-), sesak (-), kejang(-), sebelumnya pasien telah menjalani operasi curettage.
- Riwayat penyakit keluarga : Darah tinggi (-), Kencing manis (-), Alergi (-), batuk menahun/batuk darah (-), sesak (-), sakit jantung (-)
- Riwayat pengobatan : (-)
1.3 PEMERIKSAAN FISIK PRE-OPERATIF
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 18x/menit, regular
Suhu : 36,5o C
Keadaan Umum
Konjungtiva Anemis : -/-
Gigi : Caries (-)
Sianosis : –
Saluran Napas Bagian Atas
Obstruksi : tidak
Mallampati : Derajat 1
Sistem Pernapasan
Batuk : (-) Sputum : (-)
Wheezing : (-/-) Sesak napas : (-)
Bentuk Dada
Ekspansi Normal : (+)
Perkusi : Sonor
Auskultasi
Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Sistem Kardiovaskuler
Auskultasi bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Kulit tampak engelupas, hiperemi (+)
Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : edema (-/-), kulit tampak mengelupas, hiperemi (+)
Status lokalis :
- Lengan kiri : 9 %
- Badan Depan : 9 %
- Badan Belakang : 9 %
- Tungkai : 18 %
Total : 45%
Kedalaman luka à derajat II A
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Darah tanggal 30 November 2011
Hemoglobin 12,5 g/dL
Hematokrit 36,8 %
Erotrosit 4,36 juta/cmm
Leukosit 20.300 sel/cmm
Trombosit 391.000 sel/cmm
Masa Perdarahan 1’00”
Masa Pembekuan 10’30”
HBsAg Non Reaktif
1.5 RESUME
Ny. W umur 26 tahun datang dengan keluhan luka bakar karena tersiram air panas pada lengan kiri, perut, punggung, serta paha kanan dan kiri. Kulit yang terkena siraman air panas mengelupas hingga berwarna kemerahan dan ada juga yang berbentuk gelembung-gelembung seperti berisi cairan. Sebelum dibawa ke rumah sakit pasien sempat di guyur dengan air.
Pemeriksaan fisik didapatkan Tensi 110/70 mmHg, Nadi 92 x/menit, pernafasan 18 x/menit, suhu 36,5o C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, pemeriksaan status lokalis didapatkan total luas luka bakar 45% dan kedalaman luka derajat II A.
1.6 DIAGNOSIS
Combustio grade II A dengan luas 45%
1.7 PENATALAKSANAAN
ü Medikamentosa
1) Terapi cairan : (% luka bakar x BB (kg) x 4 cc)
45 x 50kg x 4cc = 9000cc/24jam
Hari I = ½ x 9000cc = 4500cc dalam 8 jam
½ x 9000cc = 4500cc dalam 16 jam
Hari II = ½ x 9000cc/24jam = 4500cc/24jam
2) Cefotaxim 3 x 1g iv
3) Ketorolac 3 x 30mg iv
ü Bedah
Pro Debridement
1.8 LAPORAN ANESTESIA
STATUS ANESTESI
KETERANGAN UMUM
Nama penderita : Ny. S Umur : 28 thn, JK : P , Tgl : 01 Desember 2011
Ahli bedah : dr. W, Sp.OG Ahli anastesi : dr.W, Sp.An
Ass. Bedah : – Prwt. Anastesi : –
Diagnose Pra bedah : Luka Bakar derajat II dengan luas %
Jenis pembedahan : Debridement
Diagnose pasca bedah : Post Debridement
Jenis anastesi : TIVA
KEADAAN PRABEDAH
Keadaan umum : gizi kurang/cukup/gemuk/anemis/sianosis/sesak
Tekanan darah :100/70 Nadi: 80x/mnt Pernapasan : 18x/mnt, Suhu : 36,5°C, Berat badan : ± 50 kg, Golongan darah : –
Hb: 12,5 gr%, Lekosit : 20.300 /uL, PVC : 36,8%, Lain-lain : –
Penyakit-penyakit lain: – STATUS FISIK ASA: 1234 Elektif darurat
PREMEDIKASI : S. Atropin……mg Valium……………mg Petidin…………mg DBP…….mg Lain-lain……………Jam :………………IMIV Lain-lain Efek:…….
POSISI : Supine/prone/lateral/lithotomic/lain-lain AIRWAY : masker muka/endotraheal/traheostomi/ lain-lain
TEKNIK ANASTESI : Semi closed/closed/spinal/Epidural/Blok Saraf/Lokal/lain2
PERNAPASAN : SPONTAN/ASSISTED/KONTROL
Mulai anestesi : pukul 08.55 WIB
Selesai anestesi : pukul 09.55 WIB
OBAT ANESTESI
- Sedacum 2mg 3. Ketamin 100mg 5. Ketamin 25mg
- Metoclorpramide 10mg 4. Ketamin 50mg 6. Ketorolac 30mg
RR | N | TD | Waktu | |||||||||||||||||||||||||||
40 | 220 | |||||||||||||||||||||||||||||
36 | 180 | |||||||||||||||||||||||||||||
32 | 160 | |||||||||||||||||||||||||||||
28 | 160 | 140 | ||||||||||||||||||||||||||||
24 | 140 | 120 | ||||||||||||||||||||||||||||
20 | 120 | 100 | ||||||||||||||||||||||||||||
16 | 100 | 80 | ||||||||||||||||||||||||||||
12 | 80 | 60 | ||||||||||||||||||||||||||||
8 | 60 | 40 | ||||||||||||||||||||||||||||
40 | 20 | |||||||||||||||||||||||||||||
0 | 0 | |||||||||||||||||||||||||||||
Anest Operasi | ||||||||||||||||||||||||||||||
O2 2 Lmnt | ||||||||||||||||||||||||||||||
N2O … Lmnt | ||||||||||||||||||||||||||||||
Halotan.vol% | ||||||||||||||||||||||||||||||
Etran…..vol% | ||||||||||||||||||||||||||||||
Isofluran …% | ||||||||||||||||||||||||||||||
Infus Transfusi | ||||||||||||||||||||||||||||||
Keterangan : | V sistolik O nadi A->anastesi mulai O-> operasi mulai | |||||||||||||||||||||||||||||
ˆ diastolic X napas <-A anastesi berakhir <-O operasi berakhir |
Jumlah cairan didapat : Jumlah perdarahan : minimal
Maintenance = 2cc x 50 kgBB = 100cc/jam
SO = 5cc x 50 kgBB = 250cc/jam__
350cc/jam
DO = RL 500 cc
Pasca Bedah di Ruang Pemulihan
Keadaan Umum : Sadar
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : Baik
Aldrete Skore : 9
NO |
PENILAIAN |
NILAI |
|||
1. | WARNA | Merah muda
Pucat Sianotik |
2 1 0 |
||
2. | PERNAFASAN | Dapat bernafas dalam dan batuk
Dangkal namun pertukaran udara adekuat Apnea atau obstruksi |
2 1 0 |
||
3. | SIRKULASI | Tensi menyimpang <20% dari normal
Tensi menyimpang 20-50% dari normal Tensi menyimpang >50% dari normal |
2 1 0 |
||
4. | KESADARAN | Sadar, siaga dan orientasi
Bangun namun cepat kembali tertidur Tidak berespon |
2 1 0 |
||
5. | AKTIVITAS | Seluruh ekstremitas dapat digerakkan
Dua ekstremitas dapat digerakkan Tidak bergerak |
2 1 0 |
||
Instruksi Pasca Bedah
Awasi : Vital sign dan kesadaran tiap 15 menit
Posisi : Berbaring terlentang sampai sadar baik
Makan/minum : Sadar baik, pusing (-), mual (-), muntah (-) coba minum
Infus/transfusi : RL 1500 ml/24 jam
Obat-obatan : Ketorolac 3x30mg
Lain-lain : Bila tensi <90mmHg beri extra RL 500ml dalam 30 menit, bila perlu beri ephedrine 10mg
Follow up tgl 02 Desember 2011
S = nyeri (+), mual muntah (+)
O = KU : cukup, vital sign : T = 100/70 mmHg, N = 86, S = 36,8˚C
A = post debridement hari I
P = RL 25 tpm
Cefotaxime 3x1g
Metronidazole 3x500mg
Ranitidin 2x1amp
Ketorolac 3x30mg
Follow up tgl 03 Desember 2011
S = nyeri (+), mual muntah (-)
O = KU : cukup, vital sign : T = 100/70 mmHg, N = 88, S = 36,5˚C
A = post debridement hari II
P = RL 25 tpm Ranitidin 2x1amp
Cefotaxime 3x1g Ketorolac 3x30mg
Metronidazole 3x500mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
COMBUSTIO
Combustio atau Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan radiasi yang mengenai kulit, mukosa, dan jaringan yang lebih dalam (Syamsuhidayat, 2007).
Kedalaman kerusakan jaringan akibat luka bakar tergantung pada derajat panas, sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan tubuh penderita. Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat, yaitu sebagai berikut :
- Luka bakar derajat I :
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperfisial), kulit hiperemik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
- Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi, dibedakan atas 2 (dua) bagian :
- Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.
Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak.
Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan
dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatrik.
- Derajat II dalam / deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan
epitel tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan
disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
- Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung – ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.
Wallace membagi tubuh atas 9 % atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of Wallace:
- Kepala dan leher : 9%
- Lengan masing-masing 9% : 18%
- Badan depan 18% : 36%
- Tungkai masing-masing 18% : 36%
- Genetalia perineum : 1%
Total : 100 %
Kategori: Info Penyakit, Makalah | Tag: anamnesa, anestesi, bayi baru lahir, herus, hipnotik, penulisan